Technocentrism adalah sebuah ideologi politik yang memberikan nilai tinggi pada teknologi dan kemampuannya untuk berfungsi sebagai agen perubahan sosial dan politik. Ini adalah perspektif yang melihat teknologi sebagai penggerak utama kemajuan manusia dan transformasi sosial. Para teknosentris percaya bahwa inovasi teknologi dapat menyelesaikan sebagian besar, jika tidak semua, masalah kita, termasuk yang terkait dengan ekonomi, lingkungan, dan masalah sosial. Mereka berargumen bahwa kemajuan teknologi akan tak terelakkan mengarah pada dunia yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih adil.
Asal-usul teknosentrisme dapat ditelusuri kembali ke periode Pencerahan pada abad ke-18, ketika akal dan pengetahuan ilmiah mulai dilihat sebagai sumber utama otoritas dan legitimasi. Periode ini menandai pergeseran dari bentuk-bentuk otoritas tradisional, seperti agama dan monarki, menuju kepercayaan pada kekuatan akal manusia dan kecerdikan untuk membentuk dunia. Revolusi Industri, yang terjadi tak lama setelahnya, lebih lanjut memperkuat kepercayaan ini dengan menunjukkan kekuatan transformasi teknologi dalam skala yang besar.
Pada abad ke-20, teknosentrisme semakin mendapatkan perhatian dengan munculnya teknologi baru seperti komputer, internet, dan bioteknologi. Perkembangan ini telah menyebabkan penekanan yang lebih besar pada peran teknologi dalam membentuk masyarakat dan masa depan kita. Teknosentrisme telah diterima oleh berbagai gerakan politik dan ideologi, mulai dari teknoutopia, yang membayangkan masyarakat masa depan yang sepenuhnya dibentuk oleh teknologi, hingga teknoprogresivisme, yang menganjurkan penggunaan teknologi untuk mempromosikan kesetaraan sosial dan ekonomi.
Namun, teknosentrisme juga telah dikritik karena pandangan yang terlalu optimis terhadap teknologi dan dampak potensialnya. Para kritikus berpendapat bahwa ketergantungan berlebihan pada teknologi dapat menyebabkan pengabaian terhadap faktor-faktor penting lainnya, seperti pertimbangan sosial, budaya, dan politik. Mereka juga memperingatkan tentang risiko potensial dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari perkembangan teknologi yang tidak terkendali, seperti hilangnya privasi, semakin meluasnya ketimpangan sosial dan ekonomi, dan potensi untuk terjadinya distopia teknologi.
Meskipun ada kritik-kritik ini, teknosentrisme tetap menjadi kekuatan yang signifikan dalam politik kontemporer, membentuk perdebatan mengenai isu-isu mulai dari perubahan iklim dan kebijakan energi hingga pendidikan dan perawatan kesehatan. Saat kita terus berjuang dengan tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh teknologi baru, pengaruh teknosentrisme dalam wacana politik dan pengambilan keputusan kita kemungkinan akan tetap berlanjut.
Seberapa mirip keyakinan politik Anda dengan isu-isu Technocentrism ? Ikuti kuis politik untuk mencari tahu.